
Warga Tiongkok Ditangkap di Thailand Terkait Skema Ponzi Kripto $14 Juta
Bangkok, Thailand โ Seorang warga negara Tiongkok bernama Liang Ai-Bing ditangkap oleh polisi Thailand pada Kamis lalu terkait dugaan keterlibatan dalam skema Ponzi kripto yang merugikan investor hingga lebih dari 100 juta yuan atau sekitar $14 juta.
Penangkapan dilakukan berdasarkan surat perintah penggeledahan di sebuah rumah tiga lantai di distrik Wang Thonglang, Bangkok, di mana polisi juga menemukan pistol Beretta tanpa izin lengkap dengan 20 butir peluru.
Operasi dan Penangkapan
Menurut laporan, Liang bersama empat tersangka lainnya diduga mendirikan platform investasi kripto bernama FINTOCH antara Desember 2022 hingga Mei 2023.
Kelompok ini dikabarkan menggunakan aplikasi seluler untuk menarik dana dari investor, dengan janji keuntungan tinggi yang tidak pernah terwujud. Nama-nama lain yang disebutkan dalam kasus ini antara lain Al Qing-Hua, Wu Jiang-Yan, Tang Zhen-Que, dan Zuo Lai-Jun.
Dari lima tersangka utama, empat di antaranya diketahui telah meninggalkan Thailand, sementara Zuo Lai-Jun sebelumnya sudah ditangkap namun dibebaskan dengan jaminan dan masih menunggu proses persidangan.
Rumah tempat Liang ditangkap memiliki sewa bulanan sebesar 150.000 baht atau sekitar $4.645, menandakan gaya hidup mewah yang diduga dibiayai dari hasil penipuan.
Investigasi Lintas Negara
Kasus ini melibatkan kerja sama antara otoritas Thailand dan Tiongkok, dengan pertukaran data intelijen yang mengarah pada penangkapan Liang.
Meski penahanan telah dilakukan, belum ada kejelasan mengenai proses hukum selanjutnya, termasuk apakah akan dilakukan ekstradisi atau penuntutan langsung di Thailand.
Hingga saat ini, jumlah korban pasti dan metode penipuan yang digunakan masih belum sepenuhnya terungkap. Laporan awal hanya menyebut bahwa platform FINTOCH menawarkan janji pengembalian tinggi melalui aplikasi kripto, namun kemudian menutup akses setelah dana investor terkumpul.
Barang Bukti dan Pertanyaan Terbuka
Selain senjata api, pihak kepolisian juga menyita sejumlah perangkat elektronik dan dokumen transaksi, yang diyakini berisi catatan aktivitas keuangan dari platform tersebut.
Menurut penyelidik, platform FINTOCH beroperasi selama sekitar enam bulan, dan penyelidikan lanjutan akan menelusuri catatan transfer, riwayat pertukaran aset digital, dan dompet kripto yang digunakan untuk mengalirkan dana.
Namun, penangkapan tidak selalu berarti pemulihan dana investor, karena proses pelacakan dan pembekuan aset lintas negara memerlukan kerja sama dengan bursa kripto dan otoritas hukum di beberapa yurisdiksi.
Jika aset berhasil dilacak dan dibekukan, langkah berikutnya akan melibatkan putusan pengadilan internasional untuk menentukan distribusi dana kepada korban. Hingga kini, belum ada laporan resmi mengenai jumlah dana yang telah berhasil diamankan.
Ancaman Hukum Tambahan
Selain dakwaan terkait penipuan investasi, kepemilikan senjata tanpa izin dapat menambah daftar tuduhan terhadap Liang Ai-Bing. Polisi menyatakan bahwa senjata tersebut akan diperiksa lebih lanjut untuk memastikan asal usul dan penggunaannya.
Kasus ini menambah daftar panjang penipuan kripto lintas negara yang memanfaatkan celah hukum dan ketidaktahuan investor terhadap skema investasi digital.
Otoritas Thailand berjanji untuk memperkuat regulasi aset digital dan meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas keuangan asing yang mencurigakan.
